WELLCOME TO KASONGAN KERAMIK BLOG "WAGIRAN KERAMIK" CONTACT PERSON +6281 328 763334 (Asih)+6274 6666 736(Helmy) MENJUAL BERBAGAI KERAMIK TIPE INDOOR MAUPUN OUTDOOR, ACCESORIES PERNIKAHAN, VAS, SET MEJA, RORO JONGGRANG, BUNGA LONTAR, AIR MANCUR, ASBAK DLL WELLCOME TO KASONGAN KERAMIK BLOG "WAGIRAN KERAMIK" CONTACT PERSON +6281 328 763334 (Asih)+6274 6666 736(Helmy) MENJUAL BERBAGAI KERAMIK TIPE INDOOR MAUPUN OUTDOOR, ACCESORIES PERNIKAHAN, VAS, SET MEJA, RORO JONGGRANG, BUNGA LONTAR, AIR MANCUR, ASBAK DLL WELLCOME TO KASONGAN KERAMIK BLOG "WAGIRAN KERAMIK" CONTACT PERSON +6281 328 763334 (Asih)+6274 6666 736(Helmy) MENJUAL BERBAGAI KERAMIK TIPE INDOOR MAUPUN OUTDOOR, ACCESORIES PERNIKAHAN, VAS, SET MEJA, RORO JONGGRANG, BUNGA LONTAR, AIR MANCUR, ASBAK DLL
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sejarah. Tampilkan semua postingan

Macam Macam seni rupa terapan di Nusantara

1.Seni keramik

seni keramik merupakan salah satu hasil budidaya manusia yang sebelumnya tidak ditemukan di alam bebas .keramik ialah segala macam benda yang berasal dari tanah liat yang dikeraskan memalui pembakaran sehingga menjadi awet .keramik termasuk barang yang sudah sangat tua umurnya sudah sejak dahulu alat - alat dapur seperti periuk,belanga dipakai orang .menurut bahan baku yang digunakan ada tiga jenis keramik , yaitu sebagai berikut .

a.gerabah lunak

Gerabah lunak adalah barang-barang keramik yang terbuat dari satu macam tanah saja . contoh : tempayan , belanga , genteng , dan lain-lain .

b.stoneware

stoneware adalah barang-barang keramik yang dibuat lebih dari satu macam tanah liat dan campuran batuan lain . contohnya keramik seni dan keramik seperti peralatan makan minum .

c.porselen

porselen adalah barang-barang keramik yang terbuat lebih dari satu macam tanah liat dan campuran batuan lain . sifat dari porselen adalah tidak menyerap air , keras, dan tembus cahaya .

keramik-keramik terkenal di indonesia .

a.keramik sanur (bali)

sanur merupakan daerah yang sudah amat dikenal dipulau bali,terutama dengan keindahan pantainya . selain keindahan pantainya sanur juga dikenal kerajinan keramiknya . pertumbuhan seni keramik yang terjadi di bali dimulai sekitar tahun 1970-an .pembuatan keramik sudah menjadi tradisi dan ini merupakan sumber mata pencaharian bagi para perajin gerabah .mereka juga membuat benda-benda dekoratif seperti tegel berlukiskan adegan wayang atau motif-motif mitologi bali.

perkembangan pariwisata yang pesat telah menantang masyarakat seniman dan industri kerajinan bali untuk meningkatkan pelayanan dan produksi dalam jumlah besar . keramik merupakan karya seni terapan yang dapat berfungsi untuk menghias meja makan , hiasan dingding,atau souvenir .

secara umum perlengkapan keramik yang dibuat dengan tangan di suatu sanggar akan sulit bersaing dengan piring cangkir yang dihasilkan di pabrik modern. tertapi keramik yang dibuat dengan putaran dan sentuhan tangan seniman memiliki ciri khas seperti segi artistik,goresan , warna, terstur, dan lain-lain .

b.keramik kasongan ( yogyakarta )

kasongan merupakan suatu wilayah di kabupaten bantul yogyakarta . daerah ini dikenal sebagai sentra kerajinan keramik . pada mulanya sebagian besar penduduk desa ini bermata pencaharian sebagai pembuat gerabah . hal ini telah terjadi secara turun temurun . namun akhirnya kasongan berkembang menjadi sentra keramik yang dikenal di berbagai daerah . keramik yang dihasilkan dari kasongan berkualitas tinggi dan produk yang dihasilkan beraneka ragam .

keberhasilan ini tak lepas dari tangan dingin seniman sapto hudoyo yang telah berhasil menjadikan tangan perajin menghasilkan keramik modern . perkembangan pariwisata yang baik di yogya membuat keramik kasongan makin di minati .

hampir setiap daerah di wilayah Nusantara memiliki potensi seni keramik selain yogyakarta dan bali tempat lain misalnya klaten ( jawa tengah ), Nusa Tenggara Barat ( NTB), Banjanegara , Malang , dan lain sebagainya . bahkan ada kesamaan beberapa sentra keramik seperti di setiap daerah mengasilkan kendi . kendi merupakan salah satu bentuk keramik berinci khas indonesia .

kendi berasal dari bahasa sanskrit "kundika" yang berarti tempat air . kendi mempunyai badan lonjong,panjang,berleher sempit dengan mulut kecil menyerupai pipa dan ujung corotnya berbentuk oangkir . bentuk seperti ini dapat dilihat pada gambar relief candi Borobudur , Jawa Tengah , dan candi dieng di jawa tengah . kendi di zaman modern ini selain sebagai benda terapan sekarang berfungsi sebagai benda hias keindahan ruang .

benda lain yang memiliki peranan dalam kebudayaan bangsa kita di masa lampau adalah guci . selain berfungsi sebagai penyimpan makanan dan minuman , juga dipakai untuk kegiatan sakral .di kalimantan guci dipakai untuk upacara adat , untuk menyimpan mayat sebelum di kubur ,pesta adat ,dan lain sebagainya . teknik pembuatan guci yang primitif dengan cara membuat pilinan tanah liat yang panjang , lalu ditumpuk dan dihaluskan permukaanya. kemudian ditemukan teknik putar pada kiln,yaitu alat putar dari kayu. segumpal tanah liat siap pakai diletakkan pada sebuah landasan lalu diputar dan dibentuk dengan tangan .

corak hiasan guci juga bermacam-macam terutama nampak hiasan ular naga , yang memiliki keangungan dan kekuasaan . kecuali naga nampak pula hiasan binatang lain seperti rusa,gajah,ikan,dan lain sebagainya . kecuali dihias alam binatang guci-guci juga berhiaskan alam tumbuh-tumbuhan , bunga-bungaan ,daun,delima,bunga krisan yang dihubungkan dengan perlambangan yang baik .

c. keramik plered ( jawa barat )

keramik di jawa barat maju pesat dengan sentra di daerah plered . keramik yang dihasilkan dengan beragam fungsi yaitu keramik pakai dan keramik hias . kerajinan keramik di plered dimulai tahun 1990-an dengan membuat barang-barang perindustrian kerajinan keramik . plered maju pesat dengan hasil keramik yang berkualitas baik dan desain yang bervariasi .

2. kerajinan seni ukir

kerajinan mengukir merupaka seni menghias,hal ini dapat diamati dari berbagai alat-alat keperluan rumah tangga seperti bejana perunggu dari sumatra barat dan madura.kerajinan ukir adalah kegiatan yang dilakukan manusia secara manual dalam membuat sesuatu benda .yang ada ukiranya baik berbentuk flora dan fauna mapupun bentuk lainnya .

perkembangan seni ukir di indonesia menjadi lebih maju setelah masuknya agama hindu dan buddha, yang mencapai puncaknya pada abad ke - 10 . candi-candi hindu selalu dihiasi dengan berbagai ukiran pada batu yang digunakan untuk membangun candi . pola ukuran telah beragam yakni pada geometris , pola flora fauna bahkan juga motif manusia .

pola-pola ukir setiap daerah memiliki perbedaan dan menjadi ciri khas daerah tersebut .

dalam hal ini dikenal motif aceh , motif batak , motif irian jaya, motif minangkabau ,motif jepara , dan lkain sebagainya . teknik mengukir dan peralatan yang digunakan pada masing-masing daerah juga sangat beragam mulai yang sederhana sampai peralatan yang lengkap .

jenis-jenis ukiran adalah ukiran tembus, ukiran rendah, ukiran tinggi, ukiran tenggelam,dan ukiran utuh

a.ukiran tembus

b. ukiran rendah

c. ukiran tinggi

d. ukiran tenggelam

e. ukiran utuh

nama motif tradisional biasanya disesuaikan dengan asal daerah atau kerajaan yang berkuasa saat itu . berikut merupakan motif ukiran dengan ciri-cirinya .

a. motif semarangan

ciri khas motif semarangan antara lain sebagai berikut .

- memiliki daun pokok relung dengan bentuk ukiran daun campuran cembung dan cekung .

- merupakan hasil gubahan dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar .

- banyak digunakan sebagai penghias perabot rumah tangga . misalnya : kursi panjang,daun pintu yang memakai bahan dari kayu .

b. motif jepara

ciri khas motif jepara antara lain seperti berikut ini ,

- daun pokok motif ini merupakan relung .

- ukiran daun motif jepara berbentuk miring .

- motif jepara bersifat fleksibel sehingga dapat dipakai atau diaplikasikan untuk benda interior maupun eksterior .

c. motif yogyakarta

ciri khas motif yogyakarta antara lain sebagai berikut .

- bentuk daun pokok merelung - relung lemah gemulai dengan ukiran daun cekung dan cembung.

- unsur-unsur hiasan pokoknya mirip dengan bentuk mahkota yang terjadi secara alami merupakan gubahan dari tumbuh-tumbuhan

- motif yogyakarta ini terkenal dengan ukiran perak yogyakarta .

d. motif kalimatan ( suku dayak )

ciri khas motif kalimantan .

- daun pokok merupakan motif tumbuh - tumbuhan berduri .

- biasanya digunakan sebagai hiasan perisai panjang .

e.motif batak toba

ciri khas motif batak toba

- merupakan stilasi dari rumput liar dengan tambahan motif geometris .

bahan baku dari kayu dan banyak dipergunakan untuk menghias dingding rumah .

3. seni kerajinan batik

seni membatik adalah seni lukis dengan menggunakan alat canting . canting ini dibuat dengan bahan tembaga , berbentuk mangkuk bercorot yang ukurannya bermacam-macam.

pemakaian canting bergantung pada halus dan kasarnya garis atau titik yang dibuat , jumlah corot canting bisa satu ,dua,sampai tujuh buah .

a. material batik

b ragam hias batik

c. ciri khas dalam seni batik

1) batik surakarta

2) batik yogyakarta

3) batik jawa barat

4) batik jawa timur

5) batik bengkulu


Sumber :


Kasongan Surga Gerabah Cantik

Kasongan terletak tidak jauh dari pusat Kota Jogja. Kurang lebih 6 km ke arah selatan menuju Bantul Kota, ibu kota kabupaten Bantul. Gapura Kasongan yang megah berada di tepi jalan utama Jogja -Bantul Kota. Gapura dengan dua patung kuda raksasa bersayap ini mengingatkan orang akan kuda troya yang gagah. Patung kuda raksasa dar keramik ini seakan menjelaskan kepada orang bahwa Kasongan adalah tempatnya para pembuat keramik hebat yang produk-produknya telah mendunia.


Kasongan, Pembuat Kendil Raksasa


Salah satu karya hebat seniman Kasongan adalah kendil raksasa yang digunakan untuk pemecahan rekor MURI untuk pembuatan gudeg terbanyak di dunia yang dilaksanakan di Jogja beberapa waktu lalu. Kendil, semacam kuali dari tanah liat yang digunakan otomatis menjadi kendil terbesar yang pernah dibuat di Indonesia. Kendil adalah produk Kasongan yang saat ini sudah tidak begitu digemari lagi karena adanya alat masak yang lebih modern.


Selain kendil, Kasongan juga memproduksi cobek, kendi, anglo, gentong, dan perkakas dapur yang berasal dari tanah liat. Sejak dulu Kasongan memang dikenal sebagai produsen berbagai perkakas dan perlengkapan dari tanah liat seperti wuwungan, jamban, dan lain-lain. Tradisi kuno ini konon telah berlangsung sejak masa penjajahan Belanda. Kasongan menjadi desa pemukiman para Kundi yang dalam istilah Jawa adalah para pembuat perkakas dapur seperti kuali, kendi, cobek, dan lain-lain.


Sentuhan Magis Saptohudoyo

Hingga tahun 70 an, produk-produk Kasongan masih berupa perkakas dapur atau perlengkapan yang berasal dari tanah liat. Seorang seniman serba bisa dari Jogja, Sapto Hudoyo kemudian tergerak untuk memberikan pengarahan intensif mengenai desain dan bentuk produk yang lebih menarik seperti vas atau hiasan dekoratif dari tanah liat. Dari tangan dingin Sapto Hudoyo ini lah kemudian dihasilkan berbagai vas cantik yang digemari orang dari berbagai negara.


Berbagai jenis dan model vas baik yang fungsional maupun sebagai dekorasi ruangan dapat Anda temukan di Kasongan. Dari vas bunga yang memang digunakan untuk meletakkan bunga, vas bunga dekorasi, vas meja, vas lantai, hingga vas-vas luar outdoor yang berukuran besar. Anda dapat memilih dagam hias vas sesuai selera atau yang sesuai dengan paduan gaya interior ruangan Anda. Karena di sini Anda dapat menukan vas keramik dengan hiasan pasir, vas dengan tempelan kulit telur atau bahan-bahan alam, vas dengan cat duco, dan lain-lain.


Loro Blonyo dalam Cita Rasa Internasional

Selain vas-vas cantik dekorasi ruangan, Kasongan juga dikenal dengan patung-patung tanah liat yang berkualitas bagus. Patung-patung seperti patung semar, patung kodok, biasanya digunakan sebagai dekorasi taman, yang juga dilengkapi dengan tempat lampu dan hiasan taman yang juga berasal dari tanah liat. Namun demikian patung yang paling populer di Kasongan adalah patung Loro Blonyo, sepasang laki-laki-perempuan dalam posisi duduk berdampingan. Dalam masyarakat agraris Jawa, Loro Blonyo melambangkan kesuburan. Selain dalam busana dan gaya Jawa, di Kasongan juga dapat dijumpai Loro Blonyo dalam gaya Bali, Thailand, dan gaya Eropa-Amerika.


Sebagai pusat keramik Jogja, Kasongan juga menyediakan berbagai produk handicraft seperti kerajinan akar-akaran, kerajinan bambu, dan lain-lain. Banyak produk-produk dekorasi menarik yang bisa Anda dapatkan di sini dengan harga terjangkau. Kasongan juga dikenal sebagi pusatnya souvenir manten, cinderamata pernikahan langsung dari produsennya. Anda dapat memesan kipas, atau souvenir keramik, sesuai dengan keinginan, selera, dan budget yang Anda miliki.


Meskipun produk dekorasi menjadi trend di Kasongan, namun produk perkakas seperti kendi, gentong, dan lain-lain juga masih dibuat. Anda akan takjub dengan pemandangan ibu-ibu yang sudah tua menuntun sepeda yang penuh dengan gentong yang menggunung. Perkakas-perkakas tersebut umumnya disetorkan ke pasar-pasar di kota yang jauh jaraknya.


Kasongan adalah surga belanja aneka vas dekorasi, produk-produk handicraft, patung Loro Blonyo, dan aneka souvenir manten yang dapat Anda pesan langsung dari pembuatnya.


Sumber :


http://www.kekotaku.com/id/tempat-wisata-yogya/tempat-menarik/112-kasongan-sentra-industri-grabah

Produk Keramik Kasongan, Kini Bisa Tersenyum

Produk kerajinan asal Yogyakarta, khususnya Keramik sudah banyak dikenal luas hingga luar negeri. Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Spanyol termasuk pasar potensial produk asal Yogyakarta sampai saat ini.
Seperti yang terlihat di Kawasan Desa wisata Kasongan beberapa waktu lalu, banyak pengrajin Keramik Kasongan yang mulai mengirimkan barangnya ke luar negeri. Salah satunya Timbul Raharjo (38) . Alumni ISI Yogyakarta ini termasuk pengrajin yang beruntung. Karena setelah pasca gempa beberapa waktu lalu, showroom-nya sempat dikunjungi Presiden SBY dan kini mulai mengirimkan bebrapa barang ke Spanyol.
“Semoga ini awal baik bagi saya dan teman-teman di Kasongan sehingga Desa wisata ini kembali ramai seperti dulu,” ungkap pria necis ini sambil tersenyum.
Produk khas Kasongan seperti ” guci,keramik, tempat bunga, hiasan dinding, kepala Budha kini mulai banyak diminati buyer luar negeri.
Meski demikian, banyak teman Timbul yang belum merasakan suasana pulih. Seperti yang dialami Hardiman(48) -pengusaha Keramik asal Sonopakis, Ngestiharjo, Bantul ini mengaku masih trauma untuk mengirim barang ke luar negeri.
Padahal tahun 2005 lalu, Bapak dua anak yang juga PNS di sebuah SMA di Yogyakarta ini sempat menerima penghargaan dari Presiden SBY di Istana Negara.
“Akibat gempa memang banyak barang yang siap kirim hancur berantakan, padahal mereka sudah kasih DP,” ungkap Hardiman dengan wajah menerawang saat ditemui kemarin (24/9).
Meski masih belum pulih seratus persen, dirinya optimis prosuk Keramik”Tunas Asri” nya bakal menembus pasar eksport kembali.
Pesanan memang sudah ada, tetapi prosuksinya belum seratus persen, bahkan karyawan kini tinggal 20 orang. Padahal saat sebelum gempa jumlah karyawanya mencapai 60 orang.
Tidak hanya Presiden SBY yang sudah kesengsem dengan produk ’Hardiman’, Istri Wapres Muffidah Jusuf Kalla pun berkali kali datang ke rumah Hardiman jika ada acara ke Jogjakarta.(nur)


Sumber :

Sejarah Kerajinan Keramik, Kasongan

Patung keramik itu memang lucu, postur tubuh bulat pendek ditambah perut buncit, sangatlah pantas jika dijadikan pajangan rumah untuk menambah kesan santai. Dan masih banyak lagi berderet patung-patung keramik lain yang pantas dibawa pulang dari tempat ini, kasongan – yogyakarta.
Desa kasongan memang identik dengan kerajinan keramik dan gerabah, dan merupakan sentra industri kerajinan keramik/gerabah paling besar di yogyakarta. Sebagian besar penduduknya memang bermata pencaharian sebagai pengrajin keramik dan telah menghasilkan berbagai macam produk mulai dari dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin, dll. Pangsa pasar produk keramik kasongan hampir delapanpuluh persen luar negeri, antara lain ke malaysia, singapura, korea, jepang, amerika serikat, belanda, dll. Dalam perkembangannya desa kasongan, yang dulu menjadi tempat produksi, kini berkembang menjadi tempat pemasaran setelah berdiri kios-kios show-room.
Jika bertandang ke yogyakarta, sempatkanlah diri untuk datang ke wilayah ini karena letaknya tidak jauh dari pusat kota yakni sekitar 8 km ke arah barat daya. Dan untuk mengenal lebih dekat dengan sentra industri ini, berjalan kaki adalah pilihan terbaik, karena kita bisa keluar masuk ke bagian-bagian proses pembuatan keramik, mulai dari pengolahan tanah, pembentukan hingga proses pembakaran dan pewarnaan. Di sini kita akan melihat puluhan bahkan ratusan keramik yang siap dipasarkan.
Pada dasarnya proses pembuatan kerajinan keramik/gerabah ini bisa dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak (masal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin.

Sumber :


Sejarah Kerajinan Keramik, Kasongan

Patung keramik itu memang lucu, postur tubuh bulat pendek ditambah perut buncit, sangatlah pantas jika dijadikan pajangan rumah untuk menambah kesan santai. Dan masih banyak lagi berderet patung-patung keramik lain yang pantas dibawa pulang dari tempat ini, kasongan – yogyakarta.
Desa kasongan memang identik dengan kerajinan keramik dan gerabah, dan merupakan sentra industri kerajinan keramik/gerabah paling besar di yogyakarta. Sebagian besar penduduknya memang bermata pencaharian sebagai pengrajin keramik dan telah menghasilkan berbagai macam produk mulai dari dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin, dll. Pangsa pasar produk keramik kasongan hampir delapanpuluh persen luar negeri, antara lain ke malaysia, singapura, korea, jepang, amerika serikat, belanda, dll. Dalam perkembangannya desa kasongan, yang dulu menjadi tempat produksi, kini berkembang menjadi tempat pemasaran setelah berdiri kios-kios show-room.
Jika bertandang ke yogyakarta, sempatkanlah diri untuk datang ke wilayah ini karena letaknya tidak jauh dari pusat kota yakni sekitar 8 km ke arah barat daya. Dan untuk mengenal lebih dekat dengan sentra industri ini, berjalan kaki adalah pilihan terbaik, karena kita bisa keluar masuk ke bagian-bagian proses pembuatan keramik, mulai dari pengolahan tanah, pembentukan hingga proses pembakaran dan pewarnaan. Di sini kita akan melihat puluhan bahkan ratusan keramik yang siap dipasarkan.
Pada dasarnya proses pembuatan kerajinan keramik/gerabah ini bisa dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak (masal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin.

Sumber :


Wisata Tempat Desa Wisata Kasongan

Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah selatan Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas tanah sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun akhirnya diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setempat akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot dapur hingga kini. Hal ini terungkap dalam hasil wawancara Prof. Gustami dkk dengan sesepuh setempat pada tahun 1980-an.

Daerah itulah yang kita kenal dengan nama Kasongan hingga hari ini. Sebuah desa di Padukuhan Kajen yang terletak di pegunungan rendah bertanah gamping. Berjarak 15-20 menit berkendara dari pusat kota.

Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang hias).

"Berawal dari keseharian nenek moyang yang mengempal-ngempal tanah yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuk-bentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi mainan anak-anak atau barang keperluan dapur. Akhirnya kebiasaan itu mulai diturunkan hingga generasi sekarang" tutur Pak Giman, salah satu pekerja di sanggar Loro Blonyo.

Berkunjung ke desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan hangat oleh penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan keramik. Dan jika tertarik melihat pembuatan keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di tempat. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan menggunakan perbot, penjemuran produk yang biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya di-finishing menggunakan cat tembok atau cat genteng.

Bekerja secara kolektif, biasanya sebuah galeri adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi.

Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kuda-kuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain dari motif katak, jago dan gajah.

Seiring perkembangan, dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media, setelah pertama kali diperkenalkan tentang Kasongan oleh Sapto Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan komersil serta dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada keramik. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Jenis produksi sendiri sudah mencakup banyak jenis. Tidak lagi berkutat pada mainan anak-anak (alat bunyi-bunyian, katak, celengan) serta keperluan dapur saja (kuali, pengaron, kendil, dandang, kekep dan lainnya). Memasuki gapura Kasongan, akan tersusun galeri-galeri keramik sepanjang bahu jalan yang menjual berbagai barang hias. Bentuk dan fungsinya pun sudah beraneka ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot bunga yang tingginya mencapai bahu orang dewasa. Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga barang-barang yang hanya sekedar menjadi pajangan.


Sumber :

sejarah perjalanan kerajinan menjadi sentra kerajinan kasongan oleh Bp. Timbul Raharjo

Ingin membaca jurnal dari Bp. Timbul Raharjo tentang sejarah dan perkembangan kasongan klik link di bawah ini :




Sumber :

Berita Kasongan di talkradiolasvegas.com

Ingin baca-baca artikel tentang Kasongan di media online luar negri klik link di bawah ini :



enjoy it.



Sumber :


Desa Kasongan

Garis galeri seni di jalanan, beberapa wisatawan masuk dan keluar dari galeri, tampak melihat-lihat atau membeli sesuatu yang unik. Dimensi yang berbeda dari tampilan keramik teratur dalam galeri, misalnya vasses, pot, keramik atau patung wanita menari. Hal menawarkan banyak pilihan bagi pengunjung. Desa Kasongan itu, sebuah desa yang dibuat untuk kawasan wisata di kegiatan keramik. Terletak di Propinsi Bantul, 20 menit sebelah selatan Kota Yogyakarta. Gerbang besar menyambut pengunjung menjadi desa. Sebagian besar penduduk desa Kasongan dipilih pekerjaannya sebagai craftasmanship, membuat keramik dan tembikar. Sekarang, Kasongan merupakan pusat produksi keramik di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selama bertahun-tahun orang tua menunjukkan penciptaan mengagumkan keramik, masyarakat sebagai petani berubah menjadi craftman. Pertama membuat, mereka membuat peralatan rumah tangga dan mainan anak, entah bagaimana di 1971-1972, seorang seniman keramik Yogyakarta, Sapto Hoedojo, adalah belajar bagaimana membuat keramik lebih komersial, seperti suvenir dan perhiasan. Sekarang, sebagian besar craftmanships menciptakan konsep komersial keramik. Tanya ke galeri penjaga, 'Yang keramik adalah yang paling dicari? ", Dan jawabannya harus Loro Blonyo. Loro Blonyo adalah pasangan pernikahan pakaian Jawa yang duduk selain di. It percaya memberikan keberuntungan dan harmonism dalam rumah tangga. Orang biasanya di rumah utama, seperti ruang keluarga atau ruang tamu, pada tampilan terbaik. Loro didasarkan pada kata Jawa, berarti dua dan Blonyo berarti membuat setelah mandi. Sekarang, pembuatan, di Desa Kasongan dengan menggunakan metode cap untuk membuat keramik. Memutar tanah liat menjadi bentuk satu per satu dan kemudian dikelompokkan menjadi bentuk baru. Ini akan terbakar selama beberapa jam dan berwarna cat mengilap. Ini memberikan identitas baru keramik Kasongan dan juga mencapai desain ke kemungkinan lain, sangat unik dan intim. Pasar keramik Kasongan tidak hanya untuk lokal, tapi global. Ekspor mencapai banyak negara di Amerika, Eropa dan Asia. Peningkatan produksi keramik juga diikuti oleh desain, sekarang puluhan desain keramik baru dapat melihat di bengkel. Setiap keramik memiliki identitas dan fungsi mereka. Bukan hanya dari tanah liat, keramik juga mengkombinasikan dengan kelapa, daun kering dan kulit kambing.

Sumber :

DISAIN KERAMIK KASONGAN DALAM KONTEKS PERUBAHAN SOSIO KULTURAL

70 DISAIN KERAMIK KASONGAN DALAM KONTEKS PERUBAHAN SOSIO KULTURAL Ponimin Abstract: The Kasongan ceramics are economic as well as cultural products.






Sumber :


KASONGAN, KREASI GERABAH DAN KERAMIK

Written by emhape
Saturday, 30 January 2010 00:02
Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah selatan Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas tanah sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun akhirnya diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setempat akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot dapur hingga kini. Hal ini terungkap dalam hasil wawancara Prof. Gustami dkk dengan sesepuh setempat pada tahun 1980-an.
Daerah itulah yang kita kenal dengan nama Kasongan hingga hari ini. Sebuah desa di Padukuhan Kajen yang terletak di pegunungan rendah bertanah gamping. Berjarak 15-20 menit berkendara dari pusat kota.
Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang hias).
"Berawal dari keseharian nenek moyang yang mengempal-ngempal tanah yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuk-bentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi mainan anak-anak atau barang keperluan dapur. Akhirnya kebiasaan itu mulai diturunkan hingga generasi sekarang" tutur Pak Giman, salah satu pekerja di sanggar Loro Blonyo.
Berkunjung ke desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan hangat oleh penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan keramik. Dan jika tertarik melihat pembuatan keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di tempat. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan menggunakan perbot, penjemuran produk yang biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya di-finishing menggunakan cat tembok atau cat genteng.
Bekerja secara kolektif, biasanya sebuah galeri adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi.
SENTUHAN DESAIN MODERN
Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kuda-kuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain dari motif katak, jago dan gajah.
Seiring perkembangan, dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media, setelah pertama kali diperkenalkan tentang Kasongan oleh Sapto Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan komersil serta dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada keramik. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Jenis produksi sendiri sudah mencakup banyak jenis. Tidak lagi berkutat pada mainan anak-anak (alat bunyi-bunyian, katak, celengan) serta keperluan dapur saja (kuali, pengaron, kendil, dandang, kekep dan lainnya). Memasuki gapura Kasongan, akan tersusun galeri-galeri keramik sepanjang bahu jalan yang menjual berbagai barang hias. Bentuk dan fungsinya pun sudah beraneka ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot bunga yang tingginya mencapai bahu orang dewasa. Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga barang-barang yang hanya sekedar menjadi pajangan.
PATUNG KERAMIK LORO BLONYO
Salah satu keramik pajangan yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin yang sedang duduk sopan. Sepasang patung ini dikenal dengan sebutan Loro Blonyo yang pertama kali dibuat oleh sanggar Loro Blonyo milik pak Walujo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Secara pengartian Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo bermakna dirias melalui prosesi pemandian dan didandani. "Akan tetapi makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di Kasongan" ungkap Pak Giman.
Adanya kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa hoki dan membuat kehidupan rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah, menurut penuturan Pak Giman pada RCM, justru membawa pengaruh positif terhadap penjualan sepasang patung keramik ini. Sementara beberapa wisatawan manca negara yang menyukai bentuknya, memesan khusus dengan berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, pragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai pakem Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan Thailand. Beberapa galeri keramik sekarang telah menjual sepasang patung unik ini yang masih terus diproduksi dengan beberapa bentuk yang berbeda-beda.
DESA WISATA
Semenjak akhir abad ke 20, setelah Indonesia mengalami krisis, kini di Kasongan wisatawan dapat menjumpai berbagai produk selain gerabah. Masuknya pendatang yang membuka galeri di Kasongan adalah salah satu pengaruhnya. Produk yang dijual juga masih termasuk kerajinan lokal seperti kerajinan kayu kelapa, kerajinan tumbuhan yang dikeringkan atau kerajinan kerang. "Yang namanya usaha itukan mengikuti arus dan perkembangan, melihat peluang yang ada" kata Pak Giman. Akan tetapi kerajinan gerabah tetaplah menjadi tonggak utama mata pencaharian warga setempat. "Udah bakatnya, lagian tidak punya kemampuan lain. Lha wong paling tinggi pendidikan kita SLTA, itupun beberapa" tambahnya.
Kerajinan keramik dengan berbagai bentuk dan motif yang modern bahkan artistik, dan berbagai kerajinan lainnya sebagai tambahan adalah daya tarik Kasongan saat ini. Sebuah tempat wisata penuh cerita serta barang indah hasil keahlian tangan penduduk setempat mengaduk tanah liat.
Dua bulan pasca gempa, kini di Kasongan telah banyak galeri yang aktif kembali, meski beberapa masih dalam tahap pembangunan ulang. Sejauh ini tidak terlihat lagi tanda-tanda kekhawatiran dari pemilik maupun pekerja. Penduduk setempat berharap wisatawan akan kembali mengunjungi Kasongan seperti saat sebelum gempa.


Sumber :

Keramik Kasongan


Pada dasarnya proses pembuatan keramik/gerabah ini bisa dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak
untuk pembuatan dalam jumlah banyak (masal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan
menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan
sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam
sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk
silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada
pada kedua telapak tangan pengrajin.
Konon pada masa krisis moneter beberapa waktu yang lalu, pengrajin didaerah ini meraup untung yang besar dari
lonjakan mata uang dollar AS. Harga keramik/gerabah menjadi murah dimata pembeli luar negeri dan mampu
menaikkan ekspor hingga 50-100%. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan yang signifikan bagi pengusaha maupun
pemasar industri keramik/gerabah ini. Permintaan pun juga semakin bervariasi dari semula yang hanya berupa souvenir
dan aksesori rumah tangga meningkat pada permintaan untuk jenis mebel, seperti meja dan kursi.
Jadi kalau anda berkesempatan bertandang ke yogyakarta, tak ada salahnya anda mampir sebentar ke Kasongan untuk
melihat-lihat dan membawa pulang berbagi aksesories guna mempercantik interier/eksterior rumah/kantor anda.
Penulis : Agung
Fotografer : Agung Pambudi
Lokasi : Kasongan, Kasihan, Bantul
Sumber : navigasi.net
Peta Lokasi :
{mosmap width='520'|height='300'|lat='-
7.847102777777778'|lon='110.32395555555556'|zoom='12'|zoomType='Large'|zoomNew='0'|mapType='Normal'|
howMaptype='1'|overview='0'|text='Kasongan'|lang=''

Sumber :

Balai Besar Keramik Bandung Bina 20 Pengrajin Kasongan dan Pundong

Balai Besar Keramik (BKK) Bandung bekerjasama dengan Jurusan Tehnik industri UGM adakan pembinaan dan pelatihan dari tanggal 12 - 30 Mei 2009 bertempat di Fakultas Tehnik UGM. Selama 17 kepada 20 pengrajin dari Sentra Gerabah Kasongan dan Pundong diajari teori desain, praktek dan cara pemasaran. Pelatihan ditutup dengan penyerahan sertifikat secara simbolis dari Kepala Balai Besar Keramik Bandung yang diwakili Kepala Bidang Alih Tehnologi Drs. Supomo, Msi. dan diterima oleh salah satu peserta Agus Farid, Senin (1/6).

Prawoco Widodo ketua Program Pelatihan mengatakan pelatihan yang diadakan selama 17 hari mengandung unsur teori dengan bobot 60% dan unsur praktek dengan bobot 40 %. Untuk teori dilaksanakan di FakultasTehnik UGM selama 10 hari dilanjutkan dengan paktek 6 hari di Kasongan dan 1 hari cara pemasaran di Hotel Santika. Dari pelatihan tersebut mampu menambah 16 % kemampuan skill (KSA) peserta.Jumlah peserta 20 orang merupakan perwakilan dari dua daerah pusat industri gerabah yang terdiri dari 10 tenaga pengrajin dari Kasongan Kasihan, 7 orang tenaga pengrajin dari Kecamatan Pundong dan 3 orang tenaga tehnis dari Kasongan.Kepala Disperindagkop Bantul Drs. Yahya dalam sambutan penutupan mengatakan sangat berterima kasih atas`perhatian dari pihak ketiga yang peduli dengan para pengrajin. Program tersebut sangat dibutuhkan untuk mengembangkan desain-desain baru sehingga mampu bersaing dengan produk-produk sejenis dari tempat lain. Harapannya dengan dua puluh pengrajin yang telah mendapat ilmu mampu menyebarkan ke seluruh masyarakat yang membutuhkan.Dekan Fakultas Tehnik Mesin dan Industri UGM Ir. Alfa Dwi Tantowi, Msc mengatakan setelah mengikuti pelatihan seharusnya segera bergerak memprakekkan. Jangan sampai ilmu yang didapat disimpan dulu dan tetap kembali seperti semula yang akhirnya terlupakan, biaya besar yang telah dikeluarkan akhirnya hanya mubadzir.Kondisi saat ini dengan krisis yang melanda semua negara, telah menggonjangkan hampir semua sektor usaha. Semua industri paling banyak terkena imbasnya dan mengalami penurunan omsetnya yang rata-rata tinggal 50 % bahkan ada yang dibawahnya, maka dari itu untuk bangkit dari keterpurukan harus jeli membuat inovasi dan desain serta menggarap pasar baru baik luar negeri maupun dalam negeri.Salah satu peserta pelatihan Agus mewakili teman-temannya mengatakan setelah pelatihan ditutup dan menerima sertifikat program kerjasama tetap terus berjalan. Bila ada hal baru yang bersifat pengembangan bagi pengrajin untuk diberi informasi, kalau perlu dibuat jalur informasi langsung lewat tehnologi internet. Disamping itu harapannya kegiatan tersebut tetap berkelanjutan baik yang pernah ikut pelatihan maupun belum terutama pengrajin-pengrajin baru baik dalam tehnis desain, pengolahan bahan sampai pemasaran

Kasongan Wikipedia

Kasongan

Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya. Tempat ini tepatnya terletak di daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, (~ S 7.846567° - E 110.344468°) sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan.

[sunting]Sejarah

Kasongan mulanya merupakan tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada Masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik Reserse Belanda. Karena saat itu Masa Penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya yang kemudian tidak diakuinya lagi. Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Karena banyaknya tanah yang bebas, maka penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang tidak memiliki tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal.

Sejak tahun 1971-1972, Desa Wisata Kasongan mengalami kemajuan cukup pesat. Sapto Hudoyo (seorang seniman besar Yogyakarta) membantu mengembangkan Desa Wisata Kasongan dengan membina masyarakatnya yang sebagian besar pengrajin untuk memberikan berbagai sentuhan seni dan komersil bagi desain kerajinan gerabah sehingga gerabah yang dihasilkan tidak menimbulkan kesan yang membosankan dan monoton, namun dapat memberikan nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi. Keramik Kasongan dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980an.

[sunting]Desa Wisata

Hasil kerajinan dari gerabah yang diproduksi oleh Kasongan pada umumnya berupa guci dengan berbagai motif (burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya), pot berbagai ukuran (dari yang kecil hingga seukuran bahu orang dewasa), souvenir, pigura, hiasan dinding, perabotan seperti meja dan kursi, dll. Namun kemudian produknya berkembang bervariasi meliputi bunga tiruan dari daun pisang, perabotan dari bambu, topeng-topengan dan masih banyak yang lainnya. Hasil kerajinan tersebut berkualitas bagus dan telah diekspor ke mancanegara seperti Eropa dan Amerika. Biasanya desa ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

[sunting]
Sumber :

Tentang UPT Kasongan

UPT Gerabah Kasongan

Selamat Datang di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pengembangan Keramik Kasongan. Kasongan merupakan pusat produksi kerajinan gerabah & keramik yang terkenal di kawasan Bantul Yogyakarta. Kasongan juga menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak diminati oleh wisatawan lokal dan asing yang berkunjung untuk mencari berbagai macam pernak-pernik maupun souvenir yang indah, menarik, dan murah.


Sumber :

Desa Wisata Kasongan

Jogja amat terkenal dengan hasil kerajinan juga cenderamata khasnya. Berbagai barang kerajinan yang bernilai seni juga ekonomi dapat ditemukan di kota yang seringkali mendapat sebutan kota budaya itu. Salah satu pusat kerajinan di kota Jogja yang khusus mengelola keramik ada di pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul atau terkenal dengan sebutanDesa Wisata Kasongan.

Pada mulanya, Kasongan bukan sebuah desa yang berisi para pengrajin keramik. Konon, Kasongan berbentuk area persawahan milik para penduduk di desa yang berada di Selatan Yogyakarta. Pada masa penjajahan Belanda, di area persawahan itu ditemukan seekor kuda mati yang diperkirakan milik seorang Reserse Belanda. Karena ketakukan, seorang warga yang memiliki salah satu area persawahan itu melepaskan hak milik atas tanahnya. Ketakutan itu juga menimpa warga lain, sehingga sejumlah warga turut melepaskan hak atas tanah persawahan mereka.

Akhirnya secara tidak sengaja, para penduduk yang tidak memiliki area persawahan lagi beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik. Awalnya mereka hanya mengempal-ngempalkan tanah yang tidak pecah bila disatukan dan menjadikannya sebagai mainan anak-anak ataupun perabot dapur saja. Namun karena kegiatan itu dianggap dapat menghasilkan sebuah karya seni juga nilai jual yang cukup tinggi, maka akhirnya para penduduk di Kasongan mulai mengembangkan keahlian itu dan menjadikan desa mereka sebagai salah satu desa wisata yang cukup terkenal. Mulai tahun 1971 hingga 1972 desa wisata itu mulai mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemudian pada tahun 1980-an keramik Kasongan mulai dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik.

Berbagai produk keramik produk Kasongan sudah tersebar sampai ke luar negeri. Kebanyakan para pengrajinnya mengekspor berbagai hasil kerajinannya ke mancanegara, selain untuk kebutuhan dalam dalam negeri. Hingga kini, setelah hampir luluh lantak akibat gempa Jogja pada Mei 2006 lalu, Desa Wisata Kasongan sudah mulai berbenah diri. Berbagai etalase yang hancur, telah ditata rapi dan diberi sentuhan artistik. Berbagai etalase itu juga telah dipenuhi hasil kerajinan keramik dengan sejumlah sentuhan modern disana-sini, walaupun di beberapa sudut masih dapat dilihat sisa-sisa akibat gempa berkekuatan 5,9 skala Richter itu.




foto by karolusnaga

Sumber :


Patung Keramik Loro Blonyo

Salah satu keramik pajangan yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin yang sedang duduk sopan. Sepasang patung ini dikenal dengan sebutan Loro Blonyo yang pertama kali dibuat oleh sanggar Loro Blonyo milik pak Walujo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Secara pengartian Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo bermakna dirias melalui prosesi pemandian dan didandani. "Akan tetapi makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di Kasongan" ungkap Pak Giman.

Adanya kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa hoki dan membuat kehidupan rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah, menurut penuturan Pak Giman pada YogYES, justru membawa pengaruh positif terhadap penjualan sepasang patung keramik ini. Sementara beberapa wisatawan manca negara yang menyukai bentuknya, memesan khusus dengan berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, pragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai pakem Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan Thailand. Beberapa galeri keramik sekarang telah menjual sepasang patung unik ini yang masih terus diproduksi dengan beberapa bentuk yang berbeda-beda.


Sumber :

http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/market/kasongan/