WELLCOME TO KASONGAN KERAMIK BLOG "WAGIRAN KERAMIK" CONTACT PERSON +6281 328 763334 (Asih)+6274 6666 736(Helmy) MENJUAL BERBAGAI KERAMIK TIPE INDOOR MAUPUN OUTDOOR, ACCESORIES PERNIKAHAN, VAS, SET MEJA, RORO JONGGRANG, BUNGA LONTAR, AIR MANCUR, ASBAK DLL WELLCOME TO KASONGAN KERAMIK BLOG "WAGIRAN KERAMIK" CONTACT PERSON +6281 328 763334 (Asih)+6274 6666 736(Helmy) MENJUAL BERBAGAI KERAMIK TIPE INDOOR MAUPUN OUTDOOR, ACCESORIES PERNIKAHAN, VAS, SET MEJA, RORO JONGGRANG, BUNGA LONTAR, AIR MANCUR, ASBAK DLL WELLCOME TO KASONGAN KERAMIK BLOG "WAGIRAN KERAMIK" CONTACT PERSON +6281 328 763334 (Asih)+6274 6666 736(Helmy) MENJUAL BERBAGAI KERAMIK TIPE INDOOR MAUPUN OUTDOOR, ACCESORIES PERNIKAHAN, VAS, SET MEJA, RORO JONGGRANG, BUNGA LONTAR, AIR MANCUR, ASBAK DLL
Tampilkan postingan dengan label berita seputar kasongan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita seputar kasongan. Tampilkan semua postingan

Pasokan Kayu Paking Langka dan Harga naik bag.2

Setelah kelangkaan kayu paking di kasongan langka pada tahung 2013 kemudian di tahun baru 2014 ini terjadi kenaikan harga lagi untuk kayu paking. Kayu paking dengan standar paling rendah dibanderol @1.000,- kemudian dengan standar menengah dibandrol @1.100,- dan kemudian dengan standar bagus @1.200,- ini menjadikan kelabakan bagi pengrajin di kasongan, Baik ukm yang baru berkembang ataupun para usahawan yang sudah skala ekspor. Jika satu item dalam pengiriman menggunakan kayu 12biji maka angka itu dikalikan harga kayu kurang lebihnya 14,400,- untuk satu buah kerajinan gerabah yang siap dikirim.

Biasanya pengrajin hanya memasukan biaya pengepakan separuhnya kepada pembeli/buyer karna kalau tidak demikian pakingan  yang dihitung tidak akan membuat pembeli jadi membeli produk produk kerajinan gerabah ini. Dilain kenaikan harga paking kayu di tahun 2014 juga dibarengi dengan naiknya harga bbm yang berpengaruh dengan ongkos pengiriman barang/paket jika barang kerajinan dikirim ke berbagai kota melalui jasa kirim. Hal ini sangat menyulitkan pengrajin gerabah kasongan jika tidak di imbangi dengan dispensasi potongan pengiriman barang tersebut dari pemerintah.

Apa dampak yang ditimbulkan pada kenaikan harga kayu paking dan ongkos pengiriman di tahun 2014 ini ? jawabannya adalah mungkin akan mengurangi daya beli konsumen terhadap barang barang kerajinan yang mereka senangi karna mengingat harga untuk perlengkapan pengiriman dan pengiriman sendiri menjadi mahal dan kurang terjangkau. Mungkin itulah dampak di tahun 2014 ini di desa sentra wisata Kasongan.

Baca juga kasongan.net info seputar wisata kasongan

Kasongan Kasongan Art Festival Sesi 2 Resmi Dibuka Kembali

Kasongan Kasongan Art Festival Sesi.2 Resmi Dibuka Lagi

Minggu, 09 Desember 2012

Kasongan Art Festival merupakan acara program kali bersih yang berada di seputaran desa sentra wisata kasongan resmi dibuka lagi pada hari Minggu, 09 Desember 2012 Jam 09.24 WIB di hall parkir showroom Bpk Timbul Raharjo, kasongan art festival adalah acara yang di selenggarakan untuk lebih mencintai lagi terhadap lingkungan di sekitar kita khususnya sungai/kali yang ada di lingkungan Kasongan. Acara yang di dukung oleh para seniman antara lain Djoko Pekik, Nasirun, Timbul Raharjo, Nur IBrahim Inisiasi Kasongan Art Festival adalah yang mengagas acara Kasongan Art Festival ini, Dulu acara ini pernah diselenggarakan pula pada tanggal 18 Desember 2011 sampai dengan 18 Januari 2012 yang bertemakan sama Kasongan Art festival, bisa dibaca disini. Acara ini akan diselenggarakan di setiap tahun karena antusias pengunjung Kasongan yang ingin meramaikan acara art festival dengan cara mengikuti dengan cara mendaftar dan akan disediakan sejenis kapal untuk menyusuri sepanjang sungai kali bedog yang berada di sekitar Kasongan, Pengunjung akan dipandu dengan 2 pemandu di setiap kapal//gethek yang akan mereka tumpangi sehingga aman. 
Anda berminat mengikuti atau pada saat anda berkunjung, silahkan adan mendaftar di panitia atau tanyakan kasongan Art festival di wilayah sentra desa wisata.

bersambung.red ads

Pasokan Kayu Paking Di Kasongan Langka


Menginjak bulan Puasa, Pasokan kayu paking di Kasongan langka

Pada bulan Juni 2012 Pasokan kayu paking di Kasongan mulai langka, ini terjadi di beberapa penjual kayu paking di Kasongan. Kayu paking ini berfungsi sebagai kerangka untuk pallet/paking pada saat pengiriman produk produk di kasongan untuk keluar kota, sehingga kadang mengakibatkan keterlambatan pengiriman barang pesanan yang akan dikirim keluar kota. Seperti salah satu penjual kayu paking di Kasongan kelangkaan kayu paking yang berbahan kayu pinus ini dikarenakan suplayer kayu di pemotongan kekurangan tenaga di saat menjelang bulan Ramadhan, hal ini terjadi dalam sekala tahunan menjelang bulan puasa. Di salah satu penjual kayu ini, karena kayu langka mereka terpaksa menaikkan harga sebesar 100 sd 400 per bijinya. Walaupun harga dinaikkan tetapi jika ada pasokkan kayu pallet ini selalu habis terjual karena aspek kebutuhan untuk keamanan produk pada saat pengiriman gerabah sendiri.

SBY Kunjungi Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan


Kamis, 14 Desember 2006, 10:28:09 WIB

Bantul: Presiden didampingi Ibu Negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono serta sejumlah menteri mengunjungi sentra industri kerajinan gerabah Kasongan di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (14/12), pagi. Kunjungan dilakukan di Timboel Keramik, salah satu workshop terbesar di kawasan tersebut. Presiden dan Ibu Negara didampingi Gunerbur DIY Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas.

Kasongan adalah kawasan sentra produksi kerajinan gerabah. Sebagian besar penduduk kawasan Kasongan bekerja sebagai perajin gerabah. Sejak tahun 1995, hampir 90 persen produksi gerabah mereka diekspor ke beberapa negara Eropa dan Australia. Pada 27 Mei lalu, kawasan yang terdiri dari lima dusun ini menjadi salah satu daerah yang mengalami kerusakan paling parah akibat gempa bumi yang menghantam DIY dan Jawa Tengah.

Didik Warsito, Camat Kasihan, melaporkan kepada Presiden SBY bahwa 6.447 rumah rusak, 3.773 unit diantaranya mengalami rusak berat. Korban meninggal sebanyak 66 orang. “Kerugian ditaksir Rp 35 miliar lebih, baik berupa rumah, rumah produksi, workshop, showroom, sarana transportasi, alat produksi, dan lain-lain. Akibat gempa bumi ini produksi gerabah surut hingga 50 persen,” kata Didik.

Bantuan dari pemerintah dan berbagai pihak dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa sangat membantu masyarakat dan para perajin bangkit kembali. Dan atas nama para perajin Kasongan yang tergabung dalam Koperasi Perajin Setyo Bawono, Didik menyampaikan terimakasih atas bantuan tersebut. Namun demikian, ujar Didik, capaian produksi para perajin masih belum optimal.

Dalam arahannya, Presiden SBY mengatakan terimakasih atas semangat dan keuletan masyarakat Kasongan untuk bangkit setelah bencana gempa bumi. Kendati belum pulih benar, berkat inovasi dan kreativitas para perajin, industri kerajinan di Kasongan telah tumbuh kembali dan menciptakan lapangan pekerjaan. “Dalam kaitan itu semua, maka model yang telah berjalan di Kecamatan Kasihan ini bisa menjadi alah satu model yang perlu dikkembangkan di seluruh tanah air,” kata Presiden.

Presiden mengajak para perajin terus meningkatkan kualitas dan mencari inovasi bagi produk-produk mereka. Presiden juga meminta para menteri yang hadir dalam acara tersebut, khususnya Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Meneg Koperasi dan UKM untuk membantu persoalan yang dihadapi para perajin.

Setelah memberi pengarahan, Presiden didampingi Ibu Negara dan para menteri yang menyertai meninjau bengkel kerja Timboel Keramik dengan dipandu oleh Timboel Raharjo, sang pemilik. Menteri yang menyertai kunjungan Presiden di Kasongan ini, antara lain, Menko Polhukan Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menkeu Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Mari E. Pangestu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menakertrans Erman Suparno, Menteri Pertanian Anton Apriyantono, Meneg Koperasi dan UKM Suryadarma Ali, Seskab Sudi Silalahi, dan Kepala Bappenas Paskah Suzeta.

Usai acara di Kasongan, Presiden dan rombongan menuju Gedung Agung di Kotamadya Yogyakarta untuk memimpin Ratas mengenai Upaya Mengurangi Pengangguran dan Penciptaan Lapangan Kerja. (har)

Kasongan Festival 2011 Update















Update kasongan vestival Desember 16 2011, terlihat beberapa panitia vestival kasongan sedang berlatih menggunakan gethek(kapal dari bambu) di sungai bedok yang mengalir di kasongan untuk pelaksanaan acara yang dimulai pada tanggal 18 Desember sd pertengahan bulan januari 2012, jadi jangan lewatkan kesempan kunjungan anda di bulan-bulan ini karena di Kasongan akan diadakan festival tutup tahun terbesar di Kasongan. Acara ini akan dimulai dari Bantaran sungai Pak Joko Pekik (pelukis terkenal era Soeharto) dan sampai dengan desa kalipucang yang memakan waktu sekitar kurang lebih 47menitan.
Info Biaya Sewa Gethek :
Per 1x perjalanan Rp. 50.000,-
dapat diisi sd 3-4 orang per gethek.
jika anda mengikuti festival ini maka anda ikut berpartisipasi membersihkan sungai bedok (sungai di kasongan) karena sebagian untuk disumbangkan sebagai program kali bersih.
red. ads

Festival Kasongan Digelar 18 Desember


BANTUL (KRjogja.com) - Festival Kasongan bertajuk Object on The River akan kembali digelar pada 18 Desember 2011- 18 Januari 2012 setelah vakum selama 15 tahun untuk mengangat Sungai Bedok, Kecamatan Kasongan menjadi kawasan wisata. Rencananya, festival akan diikuti 40 seniman yang menampilkan karya terbaik.

Pengagas acara ini, Timbul Raharjo mengatakan bersama seniman lain Nasirun, Noor Ibrahim dan Joko Pekik tergugah untuk menggelar festival ini karena Sungai Bedok mengalir di tengah kawasan wisata seni serta Kasongan.

"40 karya instalasi berbahan bambu akan ditempatkan di tepi sungai mulai Sembungan hingga Kalipucang. Kami menyediakan empat venue yang akan menggelar jathilan, wayang, workshop keramik hingga melukis," katanya, Selasa (22/11).

Untuk menikmati karya instalasi, kata Timbul, penonton diajak naik rakit bambu menyusuri 2,5 kilometer Sungai Bedog dan melewati empat venue. Sedangkan rakit dan pemandu akan siaga selama pameran berlangsung. (Fir)


Seniman Yogyakarta Gelar 'Kasongan Art Festival'


Lokasi pameran sendiri mulai dari halaman rumah pelukis Joko Pekik melewati Nasirun Garden's kemudian Desa Wisata Seni Kerajinan Keramik Kasongan, dan berakhir di rumah pematung Noor Ibrahim

Akhir tahun ini, ada kegiatan wisata menarik yang sayang untuk dilewatkan dan harus dimasukkan ke dalam agenda perjalanan Anda.

Kegiatan yang bertajuk 'Kasongan Art Festival 2011' tersebut, merupakan pameran seni rupa dengan media bambu hasil karya sejumlah seniman Yogyakarta. Kegiatan ini rencananya akan digelar di sepanjang Sungai Bedog, Kasongan, Bantul, Yogyakarta, pada tanggal 18 Desember 2011 sampai dengan 18 Januari 2012.

"Lokasi pameran sendiri mulai dari halaman rumah pelukis Joko Pekik melewati Nasirun Garden's kemudian Desa Wisata Seni Kerajinan Keramik Kasongan, dan berakhir di rumah pematung Noor Ibrahim," kata Fanny Paulin, Sekretaris 'Kasongan Art Festival 2011', hari ini di Yogayakarta.

Menurut Fanny, setiap wisatawan yang datang dapat menikmati berbagai karya seni rupa bermedia bambu sambil menyusuri Sungai Bedog menggunakan gethek / bamboo rafting dari Dusun Sembungan hingga Kalipucang dengan waktu tempuh sekitar 25 menit. Gethek / bamboo rafting sendiri nantinya disediakan masyarakat setempat.

"Aktivitas seni di sepanjang Sungai Bedog itu merupakan bentuk partisipasi para seniman dalam mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya sungai sebagai jantung kehidupan," kata Fanny.

Menurut dia, "Kasongan Art Festival 2011" bertujuan untuk mendukung program kali bersih, mewujudkan tempat baru wisata, menyadarkan masyarakat menjaga kebersihan air sungai, dan meningkatkan ekonomi masyarakat perajin Kasongan.

"Pameran tersebut juga dimeriahkan pentas kesenian rakyat, jatilan, wayang, macapat, dan 'uyon-uyon' serta pembuatan karya seni rupa anak-anak, dan melukis gerabah," tambahnya.
Penulis: Feriawan Hidayat

Djoko Pekik, Nasirun, Timbul Raharjo, Nur IBrahim Inisiasi Kasongan Art Festival

Empat seniman Jogja menginisiasi penyelenggaraan event seni Kasongan Art Festival dengan tajuk “Object on the River” yang akan diselenggarakan pada Minggu (18/12) hingga Rabu (18/1/2011) yang akan diselenggarakan di Sungai Bedok.
Empat seniman tersebut adalah Djoko Pekik, Nasirun, Timbul Rahardjo serta Nur Ibrahim. “Kita telah merencanakannya kurang lebih setahun ini,” ujar Nur Ibrahim, Ketua Panitia Kasongan Art Festival “Art of the River” saat jumpa pers di rumah Djoko Pekik di Sembungan, Sabtu (12/11).

Nasirun (kanan) dan Timbul Raharjo (kiri), dua seniman yang meng-inisiasi Kasongan Art Festival sedang berfoto di area rumah Nasirun yang dilewati sungai Bedog, Sabtu (12/11).
Menurut Timbul Raharjo, selama satu bulan penyelenggaraan Kasongan Art Festival, akan diselenggarakan pameran seni instalasi dengan bahan bambu dan bahan lainnya di sepanjang sungai Bedok mulai dari kediaman Djoko Pekik (paling utara) hingga studio Nur Ibrahim (paling selatan).
“Jaraknya kurang lebih 3 kilo,” ujar Timbul Raharjo. Menurut Timbul Raharjo, masyarakat yang ingin menyaksikan karya seni instalasi bambu ini bisa menaiki rakit yang telah disediakan panitia penyelenggara Kasongan Art Festival.
“Masyarakat juga akan disediakan transportasi kereta kelinci untuk kembali ke tempat lokasi awal (rumah Djoko Pekik,” jelas Timbul Raharjo seraya menambahkan biaya pulang pergi untuk menyaksikan seni instalasi di sepanjang sungai Bedok ini Rp 1 ribu.
Nur Ibrahim menerangkan, panitia penyelenggara Kasongan Art Festival sudah mengundang 40 seniman untuk mengikuti event ini dengan menciptakan seni instalasi dari bambu. “Karyanya bermedia utama bambu meski tidak menutup penggunaan bahan karya lain untuk memberi nuansa artistik pada sungai Bedog,” ujar Ibrahim.
Timbul Raharjo menjelaskan, di empat lokasi pameran seni instalasi yang berada di kediaman empat seniman akan diselenggarakan kegiatan seni budaya serta pelatihan. Acara kesenian yang akan digelar di Kasongan Art Festival antara lain jathilan, langen mondrowanoro, wayang, campur sari, dangdut, mocopat.
“Kalau dangdut sudah jelas ada,” ujar Timbul Raharjo. Sementara itu, di rumah Nasirun, akan diselenggarakan workshop belajar membuat gerabah dan melukis. Workshop ini akan diselenggarakan pada setiap hari Sabtu-Minggu selama penyelenggaraan Kasongan Art Festival nanti.
“Saya berkeinginan mempertemukan anak-anak sekolah dengan pengrajin gerabah untuk mempelajari sejarah pembuatan gerabah,” ujar Nasirun.
Pembukaan Kasongan Art Festival akan diselenggarakan di kediaman Djoko Pekik di Dusun Sembungan Bangunjiwo. Pembukaan Kasongan Art Festival akan diisi orasi budaya oleh Garin Nugroho.
“Garin sudah mengatakan kesediaannya setelah tanggal 15 setelah dia menyelesaikan shooting filmnya,” ujar Ibrahim.
Menurut Nasirun Kasongan memiliki dua warisan berharga yaitu keindahan kodrati berupa sungai yang selalu mengalir menjadi urat nadi kehidupan. Kedua, sudah sejak lama, Kasongan sudah memiliki kontribusi nyata bagi perkembangan seni Yogyakarta.(Jogjanews.com/joe)


http://jogjanews.com/2011/11/13/djoko-pekik-nasirun-timbul-raharjo-nur-ibrahim-inisiasi-kasongan-art-festival/


Melihat Pameran Instalasi Bambu dengan Gethek



Bantul, Jogjatrip.com – Melihat pameran instalasi di dalam gedung atau halaman sudah biasa. Tapi melihat pameran instalasi dengan menggunakan gethek bambu akan bisa dinikmati pada Festival Kasongan yang digelar di 2011 sungai Bedog 18 Desember – 18 Januari 2012. Ide ini timbul dari perupa Joko Pekik, Nasirun, Timbul Raharjo dan Noor Ibrahim. “Festival Kasongan dengan obyek sungai Bedog, salah satu upaya untuk mengajak masyarakat dan pihak instansi untuk bersama-sama mempromosikan wilayah wisata, sekaligus membersihkan sungai untuk kegiatan kemanusiaan,” papar Timbul Raharjo di hadapan para wartawan, Sabtu (12/11) di kediaman Joko Pekik.
Dalam festival ini, akan digelar pameran instalasi bambu sepanjang 2,5 km dengan menyusuri sungai Bedog dengan menggunakan gethek bambu. Ada 4 venue dalam menikmati pameran instalasi bambu itu yaitu di tempat Joko Pekik, Nasirun, Timbul Raharjo dan Ibrahim. “Pameran akan dibuka oleh Garin Nugroho, sutradara film dan semua dipusatkan di rumah Joko Pekik,” kata Timbul Raharjo.
Bagi pengunjung yang akan melihat pameran instalasi yang melibatkan 40 perupa, dikenakan biaya. Panitia menyediakan 20 gethek bambu. Setiap gethek maksimum dinaiki 4-6 orang dengan satu pemandu. Sesampai di venue Ibrahim, pematung logam di dusun Kalipucang, pengunjung baliknya ke tempat Joko Pekik di Sembungan, Bangunjiwo, Kasihan menggunakan kereta kelinci. Sedang gethek bambu akan dibawa dengan menggunakan truk. “Kalau gethek balik lagi, tentu akan menghabiskan energi,” tandas Timbul.
Pembukaan Festival Kasongan akan dimeriahkan dengan berbagai kesenian tradisional seperti jatilan. Disamping itu bagi anak-anak disediakan workshop pembuatan keramik di tempat Nasirun yang akan berlangsung pada hari Sabtu dan Minggu. “Di tempat saya masih menyimpan gerabah-gerabah kuno seperti anglo, keren dan kwali yang dibuat tahun 50-an. Kasongan mulai berkembang ketika Sapto Hudoyo dan Ny. Suliantoro Sulaiman memberi mengajari pada perajin gerabah,” kata Nasirun. *** (Teguh R Asmara)

Kerajinan Keramik, Kasongan

Patung keramik itu memang lucu, postur tubuh bulat pendek ditambah perut buncit, sangatlah pantas jika dijadikan pajangan rumah untuk menambah kesan santai. Dan masih banyak lagi berderet patung-patung keramik lain yang pantas dibawa pulang dari tempat ini, kasongan - yogyakarta.
Desa kasongan memang identik dengan kerajinan keramik dan gerabah, dan merupakan sentra industri kerajinan keramik/gerabah paling besar di yogyakarta. Sebagian besar penduduknya memang bermata pencaharian sebagai pengrajin keramik dan telah menghasilkan berbagai macam produk mulai dari dari guci, jambangan, vas bunga, patung hewan, tempat lilin, dll. Pangsa pasar produk keramik kasongan hampir delapanpuluh persen luar negeri, antara lain ke malaysia, singapura, korea, jepang, amerika serikat, belanda, dll. Dalam perkembangannya desa kasongan, yang dulu menjadi tempat produksi, kini berkembang menjadi tempat pemasaran setelah berdiri kios-kios show-room.Jika bertandang ke yogyakarta, sempatkanlah diri untuk datang ke wilayah ini karena letaknya tidak jauh dari pusat kota yakni sekitar 8 km ke arah barat daya. Dan untuk mengenal lebih dekat dengan sentra industri ini, berjalan kaki adalah pilihan terbaik, karena kita bisa keluar masuk ke bagian-bagian proses pembuatan keramik, mulai dari pengolahan tanah, pembentukan hingga proses pembakaran dan pewarnaan. Di sini kita akan melihat puluhan bahkan ratusan keramik yang siap dipasarkan.Pada dasarnya proses pembuatan kerajinan keramik/gerabah ini bisa dibagi dalam dua bagian besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah banyak (masal) atau langsung dengan tangan. Untuk proses pembuatan dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit tanah liat diatas tempat yang bisa diputar. Salah satu tangan pengrajin akan berada disisi dalam sementara yang lainnya berada diluar. Dengan memutar alas tersebut, otomatis tanah yang ada diatas akan membentuk silinder dengan besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak tangan pengrajin.

Sumber :


http://kusut.blogdetik.com/2010/02/04/kerajinan-keramik-kasongan/

Industri Gerabah Kasongan dari Kebutuhan Sendiri Merambah Pasar Dunia

Awalnya warga Desa Kasongan membuat keramik untuk kebutuhan sendiri. Kini hasil keterampilan mereka telah merambah ke pasar mancanegara, padahal hanya tersebar dari mulut ke mulut. Tantangan terbesar dalam otonomi daerah, adalah bagaimana mengembangkan potensi daerah sebagai pondasi utama pembangunan.

Kabupaten Bantul sedikit beruntung karena memiliki banyak pusat industri kerajinan di wilayahnya. Sebut saja Piyungan, Kasongan, dan Kecamatan Pundong yang terkenal dengan industri kerajinan gerabah dan keramik. Ada Manding sebagai pusat produksi wayang kulit, Pajangan sebagai sentra kerajinan patung kayu ala Asmat. Juga Kecamatan Sewon dan Pandak, yang dalam beberapa tahun terakhir tumbuh menjadi kawasan industri mebel untuk ekspor.

Industri-industri kecil ini mampu bertahan saat melorotnya nilai rupiah, justru ketika ekonomi makro Indonesia rapuh. Lebih-lebih di Desa Kasongan. Desa pengrajin, yang terletak di Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul ini, malah sudah dikenal sampai di mancanegara dengan produk kerajinan keramik dan gerabahnya.

Perkembangan industri kerajinan gerabah dan keramik di desa ini berawal dari usaha warga untuk memenuhi kebutuhan alat-alat rumah tangga, seperti kuali, anglo dan pengaron untuk memasak, serta pot bunga, juga genteng untuk atap rumah. Dalam kurun waktu tahunan aktivitas rumah tangga di Kasongan dikembangkan oleh warga dengan memproduksi kerajinan yang bisa dijual.

Akhirnya warga menghasilkan kreasi hiasan berupa ukir tempel dengan motif dan corak yang khas, yang sekarang dikenal sebagai hasil khas kerajinan gerabah “Kasongan”. Kini produk kerajinan di Kasongan didominasi keramik untuk pajangan atau hiasan rumah, seperti guci, vas bunga, patung mini, asbak, dan pigura foto.

Selain itu banyak juga keramik berukuran kecil yang banyak digunakan oleh penyelenggara hajat resepsi pernikahan sebagai kenang-kenangan bagi para tamu. Ada guci kecil, sepatu keramik seukuran ibu jari tangan, miniatur beragam binatang, dan lain-lain.

Menurut para pemilik galeri keramik di Kasongan, permintaan luar negeri terhadap produk hiasan rumah seperti guci, vas bunga, patung mini, dudukan telepon, tidak pernah surut. Hal ini membuat warga Kasongan tetap optimis menekuni usaha.

Dalam dua tahun terakhir ada ke-cenderungan yang menguntungkan, yaitu meluasnya minat konsumen luar negeri terhadap keramik jenis mebel, semisal meja dan kursi. Sebut saja Suparman yang setiap bulan melayani pesanan 30 hingga 40 set untuk ekspor. “Dalam keadaan setengahjadi harganya 50 hingga 70 ribu. Kalau sudah dibakar, dicat, dan dipoles harganya bisa sampai empat kali,” kata Suparman.

Wisata Industri
Menurut seorang pemilik galeri keramik di Kasongan, Bedjo Adi Utomo, kegiatan industri kerajinan di desanya sudah merupakan sub-sistem dari sistem kehidupan masyarakat Kasongan secarakeseluruhan. “Kebanyakan penduduk Kasongan adalah pengrajin keramik. Yang punya modal, membuat kios sendiri, yang tidak punya modal menjadi gerabah pemasok kios-kios,” tutur pemilik Galeri “Pak Bedjo” ini.

Aktivitas pembuatan gerabah di rumah-rumah warga punya daya tarik lain. Selain bisa mclihat-lihat dan membeli keramik, wisatawan yang datangjuga hisa melihat proses pembuatan gerabah yang dilakukan di rumah-rumah warga. Bila penasaran bisa ikut mcrnegang tanah liat untuk mencoba membuat gerabah. Ini bisa dilakukan tanpaperlu melewali satpam sebagaimana terjadi 6i pabrik-pabrik industri besar.

Selama ini, keramik Kasongan lebih diarahkan ke pasar ekspor. Dihitung secara kasar, perbandingan permintaan luar ncgcri dan dalam ncgeri adalah 75:25. Hal ini diakui Kasiran Djojo Prowiro, Dircklur Nogokukilo Keramik. “Sebagian besar dari produk Nogokukilo diekspor ke luarncgri, terutamaJepang, Italiadan Inggris. Pcrminlaan dalam ncgeri berasal dari Jakarta, Bali, dan Surabaya,” ujarnya menjelaskan.

Dengan sistem pedagangan seperti itu, pengusaha keramik Kasongan berhasil menaikkan omzet sckitar Rp. 30-60 juta setahun. Padahal, tanah liat sebagai bahan utamanya cuma seharga Rp. 60.000 per satu truk mini. Meski demikian, beberapa bahan lain seperti cat, amplas, rata-rata meningkat 100%. Tapi toh, modal untuk membuat keramik tidak terlalu mahal dibanding hargajualnya.

Tanah liat untuk bahan dasar pembuatan keramik Kasongan didapat di sepanjang tepian Sungai Bedog, yang mengapit desa Kasongan di sebelah timur dan selatan. Tanah itu tanah wedi kengser yang tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian, tetapi sangat vital untuk pembuatan gerabah. Selain itu, pengusaha keramik Kasongan juga “mengimpor” bahan dari Pundong, daerah kerajinan, masih di Bantul.

Upaya Pengembangan
Penduduk desa Kasongan menyadari bahwa potensi yang dimiliki desa Kasongan bisa berkembang lebih baik dari sekarang. Hal ini setidaknya diungkapkan olch Bcdjo. Pcmilik Galeri yang punya pelanggan tetap dari Belanda dan Australia ini mengakui bahwa hubungan dengan pengusaha di luar negeri masih bisa diperluas. “Upaya ini sedang dan tetap akan kita lakukan,” katanya.

Tapi upaya memperluas jaringan dengan pengusaha di luar ncgeri ini masih menghadapi kendala yang tidak kecil. Paling tidak, hingga kini belum ada cara penyampaian informasi yang bisa memudahkan pcminat dari luar negeri tahu tentang produk-produk keramik Kasongan.

Selama ini pengusaha keramik berusaha sendiri-sendiri. Mereka mengekspor sendiri hasil kerajinan masing-masing melalui jasa kargo. Ada persaingan antar pengusaha keramik, tapi setiap setiap pengusaha sudah mempunyai pelanggan dari luar negeri. “Biasanya mereka percaya pada satu galeri saja,” katanya.
Bedjo sendiri mengaku mendapatkan pelanggan luar negeri karena mereka sendiri datang langsung ke Kasongan. Mereka langsung datang dari Belanda dan Inggris ke galerinya dan melihat langsung barangnya. “Kebanyakan memang begitu,” cerita Bedjo.

Dengan jalan sendiri-sendiri pola penyampaian informasi yang digunakan para perajin dan usahawan kera-mik Dcsa Kasongan terbilang masih primitif, yaitu sistem getok tular, alias dari mulut ke mulut. “Kebanyakan perajin maupun pcmilik galeri menyadari Icknik lisan jarang bcrhasil, tapi sampai kini ya… inasih apa adanya begitu,” katanya.

Dari pemantauan Kombinasi, sejauh ini, hanya Galeri Keramik Nogo Kukilo yang sudah mempunyai media informasi canggih berupa website dengan alamat www.nogo-kukilo.com. Galeri keramik milik keluarga Kasiran Djojo Prawiro ini secara rutin menampilkan katalog contoh-contoh produknya dalam file elektrik yang bisa diakses dari manapun melalui internet.

Upaya membuat lembaga bersama untuk kemudian berusaha saling menguatkan dan mempromosikan produk secara bersama-sama hingga kini bclum ada. Yang tcrjadi para pemilik galeri berjalan sendiri-sendiri. Kalaupun ada bentuk kcrja sama, menurul Bedjo, antara pcmilik galeri dengan para perajin di bengkel-bengkel rumahan, dalam hubungan antara pemasok dengan pemasar, dan adajuga yang polanya subkontrak.

Tidak adanya upaya bersama antar para pelaku produksi dan pemasaran kerajinan keramik di Kasongan ini, diduga oleh Bedjo, mungkin karena selama ini sudah hisajalan. Melakukan promosi lisan dari mulut kc mulut sudah jalan. “Bahkan wisatawan dari Iriggris, Kanada, Jepang, Australia, Belanda, dan lain-lain selalu datang ke sini,” katanya. (redaksl)


Sumber :


Desa Wisata Kasingan JogjaTrip.com

Ingin jalan jalan bersama keluarga dengan aman dan lancar, langsung aja kunjungi website resmi ini :





Sumber :

Keramik Kasongan Menembus Pasar Internasional

Liputan6.com, Yogyakarta: Suasana Kecamatan Kasongan di Daerah Istimewa Yogyakarta, tampak jauh berbeda dalam dua tahun terakhir. Di sepanjang Jalan Kasongan, kini tampak bertebaran galeri-galeri penjualan keramik. Kasongan sudah menjadi pusat pembuatan keramik terbesar di Yogyakarta. Keramik asal Kasongan tidak hanya dipasarkan di dalam negeri namun juga di mancanegara. Berhasilnya keramik Kasongan menembus pasar luar negeri adalah hasil kerja keras para pengrajin. Lebih istimewa lagi, salah satu pengrajinnya telah memperoleh Sertifikasi International Organization for Standardization (ISO) 9002 karena keramiknya dinilai memiliki kualitas baik.

Isti misalnya. Dia sudah mampu menjual keramik buatannya ke pasaran Asia, Eropa, dan Amerika. Sementara untuk pasar dalam negeri, keramiknya dipasok ke beberapa kota besar seperti Semarang, Surabaya, dan Jakarta.

Proses pembuatan keramik di tempat Isti seluruhnya dilakukan secara manual. Namun untuk pengolahan bahan baku digunakan mesin penghancur tanah. Dalam sehari seorang pekerja bisa membuat empat buah keramik dalam ukuran besar. Namun untuk menghasilkan keramik jadi siap jual dibutuhkan waktu empat hingga lima hari. Untuk memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri, galeri Isti harus menyediakan 10 ribu set keramik setiap bulannya. Keuntungan yang diraih Isti bisa mencapai 30 persen dari harga jual atau laba bersih tiap bulan untuk pasar lokal bisa mencapai Rp 10 juta lebih dan untuk pasar luar negeri mencapai sekitar Rp 25 juta.

Sementara itu di galeri milik Hardiman, proses pembakaran yang dilakukan berbeda dengan tempat lain yang umumnya menggunakan kayu bakar. Hardiman menggunakan sistem pemanasan tingkat tinggi yaitu dengan menggunakan gas elpiji yang tingkat panasnya bisa disesuaikan. Bahkan untuk bahan baku, Hardiman sengaja mendatangkan lempung terbaik dari Wonosobo di Jawa Tengah, Pacitan, dan Tulungagung di Jawa Timur. Produk andalan Hardiman adalah keramik hasil proses cetak tuang. Proses itu dipilih karena bisa menghasilkan keramik yang lebih halus dengan hiasan timbul. Hardiman menjual 40 persen keramik buatannya ke kawasan Eropa, Asia, dan Australia. Sementara 60 persen sisanya dipasarkan di kota-kota besar dalam negeri.

Dengan semakin berkembangnya usaha pembuatan keramik di Kasongan, kini taraf hidup para penduduknya pun terdongkrak. Terutama bila dibandingkan dengan dua tahun silam.(TOZ/Dewvina Oktora dan Taufik Maru)

Sumber :

sejarah perjalanan kerajinan menjadi sentra kerajinan kasongan oleh Bp. Timbul Raharjo

Ingin membaca jurnal dari Bp. Timbul Raharjo tentang sejarah dan perkembangan kasongan klik link di bawah ini :




Sumber :

Berita Kasongan di talkradiolasvegas.com

Ingin baca-baca artikel tentang Kasongan di media online luar negri klik link di bawah ini :



enjoy it.



Sumber :


Vidio Seputar Kasongan

Lihat lihat vidio di wetubetv.com seputar kasongan klik link di bawah ini :


http://www.wetubetv.com/search.php?tg=kasongan


Sumber :

wetubetv.com

Desa Kasongan

Garis galeri seni di jalanan, beberapa wisatawan masuk dan keluar dari galeri, tampak melihat-lihat atau membeli sesuatu yang unik. Dimensi yang berbeda dari tampilan keramik teratur dalam galeri, misalnya vasses, pot, keramik atau patung wanita menari. Hal menawarkan banyak pilihan bagi pengunjung. Desa Kasongan itu, sebuah desa yang dibuat untuk kawasan wisata di kegiatan keramik. Terletak di Propinsi Bantul, 20 menit sebelah selatan Kota Yogyakarta. Gerbang besar menyambut pengunjung menjadi desa. Sebagian besar penduduk desa Kasongan dipilih pekerjaannya sebagai craftasmanship, membuat keramik dan tembikar. Sekarang, Kasongan merupakan pusat produksi keramik di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selama bertahun-tahun orang tua menunjukkan penciptaan mengagumkan keramik, masyarakat sebagai petani berubah menjadi craftman. Pertama membuat, mereka membuat peralatan rumah tangga dan mainan anak, entah bagaimana di 1971-1972, seorang seniman keramik Yogyakarta, Sapto Hoedojo, adalah belajar bagaimana membuat keramik lebih komersial, seperti suvenir dan perhiasan. Sekarang, sebagian besar craftmanships menciptakan konsep komersial keramik. Tanya ke galeri penjaga, 'Yang keramik adalah yang paling dicari? ", Dan jawabannya harus Loro Blonyo. Loro Blonyo adalah pasangan pernikahan pakaian Jawa yang duduk selain di. It percaya memberikan keberuntungan dan harmonism dalam rumah tangga. Orang biasanya di rumah utama, seperti ruang keluarga atau ruang tamu, pada tampilan terbaik. Loro didasarkan pada kata Jawa, berarti dua dan Blonyo berarti membuat setelah mandi. Sekarang, pembuatan, di Desa Kasongan dengan menggunakan metode cap untuk membuat keramik. Memutar tanah liat menjadi bentuk satu per satu dan kemudian dikelompokkan menjadi bentuk baru. Ini akan terbakar selama beberapa jam dan berwarna cat mengilap. Ini memberikan identitas baru keramik Kasongan dan juga mencapai desain ke kemungkinan lain, sangat unik dan intim. Pasar keramik Kasongan tidak hanya untuk lokal, tapi global. Ekspor mencapai banyak negara di Amerika, Eropa dan Asia. Peningkatan produksi keramik juga diikuti oleh desain, sekarang puluhan desain keramik baru dapat melihat di bengkel. Setiap keramik memiliki identitas dan fungsi mereka. Bukan hanya dari tanah liat, keramik juga mengkombinasikan dengan kelapa, daun kering dan kulit kambing.

Sumber :

DISAIN KERAMIK KASONGAN DALAM KONTEKS PERUBAHAN SOSIO KULTURAL

70 DISAIN KERAMIK KASONGAN DALAM KONTEKS PERUBAHAN SOSIO KULTURAL Ponimin Abstract: The Kasongan ceramics are economic as well as cultural products.






Sumber :


KASONGAN, KREASI GERABAH DAN KERAMIK

Written by emhape
Saturday, 30 January 2010 00:02
Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah selatan Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas tanah sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun akhirnya diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setempat akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot dapur hingga kini. Hal ini terungkap dalam hasil wawancara Prof. Gustami dkk dengan sesepuh setempat pada tahun 1980-an.
Daerah itulah yang kita kenal dengan nama Kasongan hingga hari ini. Sebuah desa di Padukuhan Kajen yang terletak di pegunungan rendah bertanah gamping. Berjarak 15-20 menit berkendara dari pusat kota.
Desa Kasongan merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang hias).
"Berawal dari keseharian nenek moyang yang mengempal-ngempal tanah yang ternyata tidak pecah bila disatukan, lalu mulai membentuk-bentuknya menjadi berbagai fungsi yang cenderung untuk jadi mainan anak-anak atau barang keperluan dapur. Akhirnya kebiasaan itu mulai diturunkan hingga generasi sekarang" tutur Pak Giman, salah satu pekerja di sanggar Loro Blonyo.
Berkunjung ke desa Kasongan, wisatawan akan disambut dengan hangat oleh penduduk setempat. Sekedar melihat-lihat ruang pajang atau ruang pamer yang dipenuhi berbagai hasil kerajinan keramik. Dan jika tertarik melihat pembuatan keramik, wisatawan dapat mengunjungi beberapa galeri keramik yang memproduksi langsung kerajinan khas itu di tempat. Mulai dari penggilingan, pembentukan bahan menggunakan perbot, penjemuran produk yang biasanya memakan waktu 2-4 hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum akhirnya di-finishing menggunakan cat tembok atau cat genteng.
Bekerja secara kolektif, biasanya sebuah galeri adalah usaha keluarga secara turun temurun. Meski sekarang pembuatan keramik melibatkan tetangga sekitar tempat tinggal pemilik galeri, namun pihak keluarga tetap bertanggung jawab untuk pemilihan bahan dan pengawasan produksi.
SENTUHAN DESAIN MODERN
Pada awalnya keramik ini tidak memiliki corak sama sekali. Namun legenda matinya seekor kuda telah menginspirasi para pengrajin untuk memunculkan motif kuda pada banyak produk, terutama kuda-kuda pengangkut gerabah atau gendeng lengkap dengan keranjang yang diletakkan di atas kuda, selain dari motif katak, jago dan gajah.
Seiring perkembangan, dengan masuknya pengaruh modern dan budaya luar melalui berbagai media, setelah pertama kali diperkenalkan tentang Kasongan oleh Sapto Hudoyo sekitar 1971-1972 dengan sentuhan seni dan komersil serta dikomersilkan dalam skala besar oleh Sahid Keramik sekitar tahun 1980-an, kini wisatawan dapat menjumpai berbagai aneka motif pada keramik. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Jenis produksi sendiri sudah mencakup banyak jenis. Tidak lagi berkutat pada mainan anak-anak (alat bunyi-bunyian, katak, celengan) serta keperluan dapur saja (kuali, pengaron, kendil, dandang, kekep dan lainnya). Memasuki gapura Kasongan, akan tersusun galeri-galeri keramik sepanjang bahu jalan yang menjual berbagai barang hias. Bentuk dan fungsinya pun sudah beraneka ragam, mulai dari asbak rokok kecil atau pot bunga yang tingginya mencapai bahu orang dewasa. Barang hias pun tidak hanya yang memiliki fungsi, tetapi juga barang-barang yang hanya sekedar menjadi pajangan.
PATUNG KERAMIK LORO BLONYO
Salah satu keramik pajangan yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantin yang sedang duduk sopan. Sepasang patung ini dikenal dengan sebutan Loro Blonyo yang pertama kali dibuat oleh sanggar Loro Blonyo milik pak Walujo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Kraton Yogyakarta. Secara pengartian Jawa, Loro berarti dua atau sepasang, sementara Blonyo bermakna dirias melalui prosesi pemandian dan didandani. "Akan tetapi makna sebenarnya akan Loro Blonyo masih menjadi pertanyaan para pekerja di Kasongan" ungkap Pak Giman.
Adanya kepercayaan patung Loro Blonyo akan membawa hoki dan membuat kehidupan rumah tangga langgeng bila diletakkan di dalam rumah, menurut penuturan Pak Giman pada RCM, justru membawa pengaruh positif terhadap penjualan sepasang patung keramik ini. Sementara beberapa wisatawan manca negara yang menyukai bentuknya, memesan khusus dengan berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, pragawati dan lain sebagainya. Pakaiannya pun tidak lagi memakai pakem Jawa, selain mengadopsi pakaian khas beberapa negara, yang paling banyak memakai motif Bali dan Thailand. Beberapa galeri keramik sekarang telah menjual sepasang patung unik ini yang masih terus diproduksi dengan beberapa bentuk yang berbeda-beda.
DESA WISATA
Semenjak akhir abad ke 20, setelah Indonesia mengalami krisis, kini di Kasongan wisatawan dapat menjumpai berbagai produk selain gerabah. Masuknya pendatang yang membuka galeri di Kasongan adalah salah satu pengaruhnya. Produk yang dijual juga masih termasuk kerajinan lokal seperti kerajinan kayu kelapa, kerajinan tumbuhan yang dikeringkan atau kerajinan kerang. "Yang namanya usaha itukan mengikuti arus dan perkembangan, melihat peluang yang ada" kata Pak Giman. Akan tetapi kerajinan gerabah tetaplah menjadi tonggak utama mata pencaharian warga setempat. "Udah bakatnya, lagian tidak punya kemampuan lain. Lha wong paling tinggi pendidikan kita SLTA, itupun beberapa" tambahnya.
Kerajinan keramik dengan berbagai bentuk dan motif yang modern bahkan artistik, dan berbagai kerajinan lainnya sebagai tambahan adalah daya tarik Kasongan saat ini. Sebuah tempat wisata penuh cerita serta barang indah hasil keahlian tangan penduduk setempat mengaduk tanah liat.
Dua bulan pasca gempa, kini di Kasongan telah banyak galeri yang aktif kembali, meski beberapa masih dalam tahap pembangunan ulang. Sejauh ini tidak terlihat lagi tanda-tanda kekhawatiran dari pemilik maupun pekerja. Penduduk setempat berharap wisatawan akan kembali mengunjungi Kasongan seperti saat sebelum gempa.


Sumber :

Tentang UPT Kasongan

UPT Gerabah Kasongan

Selamat Datang di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pengembangan Keramik Kasongan. Kasongan merupakan pusat produksi kerajinan gerabah & keramik yang terkenal di kawasan Bantul Yogyakarta. Kasongan juga menjadi salah satu tujuan wisata yang banyak diminati oleh wisatawan lokal dan asing yang berkunjung untuk mencari berbagai macam pernak-pernik maupun souvenir yang indah, menarik, dan murah.


Sumber :